Latest News

Saturday, August 3, 2019

Sweet Neo Con dari The Rolling Stones

Seakan merangkum perilaku unilateral Amerika Serikat dalam politik global di masa Administrasi George Bush Senior maupun Junior, ada sebuah lagu menarik berjudul Sweet Neo Con, kaum Neo Konservatif yang ada di belakang rezim Bush Senior dan Junior. Siapa yang melantunkannya? Ia adalah The Rolling Stones.

Ya, the Rolling Stones, grup musik Rock n' Roll, dengan trade mark bibir merah dan lidah panjang terjulur. Menurut Brittanica.com, grup musik ini berdiri tahun 1962, berasal dari Inggris. Mick Jagger, Keith Richards, Brian Jones, Bill Wyman, Charlie Watts, dan Mick Taylor. Jagger (vokal), Richards (gitar), dan Watts (drum) adalah anggota orisilnya hingga saat ini.

Pengalaman malang melintang selama hampir 50 tahun membuat grup musik ini selain mengejar keuntungan duniawi berupa royalti, penjualan merchandise, dan tiket-tiket di tiap konser-konsernya, mulai filantropis: Gelisah akan kondisi dunia. Grup musik ini, mungkin pula karena perjalanan-perjalanan tour musik mereka ke aneka belahan dunia, memunculkan sensitivitas mereka akan situasi politik internasional. Situasi dunia, di saat usia grup musik mereka memasuki usia dewasa sejak akhir 1990-an dan awal 2000-an.

Memang, tidak ada lagi perang dunia a la Perang Dunia I atau Perang Dunia II. Namun, perang-perang periferi, perang-perang berebut sumber daya alam, perang-perang yang diskenario secara sengaja muncul secara "seolah-olah" sporadis di sekujur muka bumi. Aneka peristiwa perang ini kemudian diserap oleh publik dunia, termasuk penulis lirik The Rolling Stones yang paling produktif, Jagger dan Richards.

Politik global pasca 'negosiasi' keruntuhan Uni Sovyet lewat jargon Perestroika, Glasnot, dan Demokratziya, seolah menelanjangi peta kekuatan global politik dunia. Amerika Serikat langsung muncul sebagai unipolar kekuatan politik global. Setelah drama perlombaan senjata selama "Perang Dingin" dengan Uni Sovyet, praktis Amerika Serikat berada pada titik tertinggi kekuatan politik, militer, dan ekonominya saat rivalnya yang bersahabat itu runtuh. Konsentrasi kekuatan nucleo-military Uni Sovyet terpecah-pecah menjadi negara-negara relatif otonom yang tidak bisa begitu saja langsung dikomando untuk perang global: Georgia, Ukraina, Kazakhstan, Turkmenistan, Kosovo yang selalu bergolak. Porak-porandanya Uni Sovyet hanya menyisakan Rusia, yang  tinggal setengah kekuatan militer Amerika Serikat. Hal ini mendorong mereka memandang dirinya selaku satu-satunya polisi global: Pihak yang mampu menjamin 'keamanan' dunia, dan tentu saja ini versi mereka.

Menjelang dan seiring keruntuhan Uni Sovyet, bermunculan karya-karya ilmiah yang meniscayakan unilateralisme ini. The End of Ideology and the Last Man dari Francis Fukuyama, The Clash of Civilization Samuel P. Huntinton, dan Between Two Ages Zbigniew Brzezinsky seolah merupakan rancangan milestone-milestone baru politik global pasca 'perang dingin.'

Dalam konteks di atas itulah, maka pada tahun 2005, The Rolling Stones mengeluarkan album mereka, A Bigger Bang. Ini setelah Amerika Serikat memutuskan perang-perang Iraq, Afghanistan, dan sejenisnya. Sebagai salah satu wakil publik penyimak politik global, dan mungkin juga berupaya mewakili pandangan awam, mereka pun melukiskan fenomena-fenomena rumit di atas, yang kemudian mereka sederhanakan menjadi permainan para kaum neo konservatif Amerika Serikat. Pada lagu ke-13 (aneh juga, mengapa harus lagu nomor 13) mereka mengaransir lagu dengan lirik dan aransemen musik yang sinistik. Lagu tersebut mereka beri judul Sweet Neo Con.

Sweet Neo Con bukan semata lagu untuk jingkrak-jingkrakan. Sweet Neo Con adalah hasil pemotretan The Rolling Stones atas fenomena politik global yang diwarnai aneka invasi Amerika Serikat ke negara-negara Timur Tengah: Perang Iraq, penyarian Osamah bin Laden hingga meluas ke hampir seluruh wilayah Timur Tengah. Invasi ini diikuti aneka pertempuran sporadis, kemunculan aneka kelompok perlawanan yang diorganisasisasikan untuk memicu chaos suatu wilayah, muncul dan diberlakukannya Patriot Act di Amerika Serikat pasca WTC 911. Kejadian-kejadian faktual ini kemudian direkam Jagger dan Richards dalam tajuk Sweet Neo Con.

Adapun syairnya yang ditujukan Jagger dan Richamds kepada Neo Con tersebut sebagai berikut (lirik diambil dari Genius.com) :

Sweet Neo Con

[Verse 1]
You call yourself a Christian
I think that you're a hypocrite
You say you are patriot
I think that you're a crock of shit
And listen now, the gasoline
I drink it every day
But it's getting very pricey
And who is going to pay

[Chorus]
How come you're so wrong
My sweet neo con ... Yeah

[Verse 2]
It's liberty for all
Because democracy's our style
Unless you are against us
Then it's prison without trial
But one thing that is certain
Life is good at Haliburton
If you're really so astute
You should invest at Brown & Root ... Yeah

[Chorus]
How come you're so wrong
My sweet neo con
If you tur out right
I'll eat my hat tonight

[Verse 3]
It's getting very scarry
Yes, I'm frightened out of my wits
There's bombers in my bedroom
Yeah and it's giving me the shits
We must have lots more bases
To protect us from our foes
Who needs these foolish friendships
We're going it alone

[Chorus]
How come you're so wrong
My sweet neo con
Where's the money gone
In the Pentagon

[Outro]
Yeah, yeah, yeah, yeah, yeah [2x]
Neo con

* Song written by Mick Jagger and Keith Richards
The Rolling Stones