Latest News

Friday, June 26, 2020

Teori Partai Confessional

Partai Confessional adalah partai yang diorganisasi di sekeliling garis agama. Partai ini melakukan inkorporasi identitas keagamaan sebagai penanda garis etnis, agenda sosial-ekonomi, atau sebagai mesin untuk meningkatkan peran agama di dalam negara. 

Kalangan modernis menolak pandangan bahwa partai Confessional ini akan terus berperan besar dalam politik suatu negara. Fakta ini mendorong munculnya anggapan bahwa keberadaan Partai Confessional sebagai anomali dalam politik. Analisis terhadap partai-partai jenis ini lalu dilakukan secara ad hoc saja untuk melengkapi analisis lain yang yang dianggap lebih "besar." Namun, fakta sebaliknya justru terjadi, menunjukkan bahwa partai-partai yang berciri Confessional tetap memegang peran signifikan dalam politik. 

Signifikansi partai Confessional terlihat manakala ia dikaitkan dengan analisis mengenai pilihan rasional, gerakan sosial, dan institusionalisme. Misalnya di Eropa dan Amerika Latin, partai-partai Kristen Demokrat memegang peran kunci. Di Asia Selatan, baik partai berbasis Hindu maupun Islam merupakan bagian dari rentang panjang sejarah gerakan sosial: Gerakan yang kemudian memecah menjadi negara India, Pakistan, dan Bangladesh. Di Timur Tengah, partai-partai Islam berpartisipasi secara luas sejak 20 tahun terakhir. Bahkan di Irak dan Lebanon, partai-partai politik di parlemen mereka dibangun menurut garis agama. Sebab itu, partai Confessional sebenarnya tidak marjinal dalam analisis politik melainkan menempati pusat perhatian. Tentu saja setiap negara berbeda dalam memposisikan partai Confessional ini. Di Inggris, Australia, atau Amerika Serikat partai-partai Confessional memang tidak signifikan. Namun di Indonesia, Irak, Lebanon, negara-negara Timur Tengah, India, Pakistan, maka partai-partai Confessional justru lokus analisis utama dalam studi partai politik.

Di Eropa sendiri sebagai wilayah pionir sekularisme politik, justru partai-partai Confessional menentukan kepolitikan mereka. Misalnya di Belgia, Belanda, Italia, Jerman, Austria, dan Swiss, partai Kristen Demokrat tidak bisa diabaikan signifikansi politiknya. Partai-partai ini menganut garis ideologi bukan liberal maupun sosialis, melainkan solidaritas sosial yang kelihatannya banyak diinspirasikan oleh kitab suci agama mereka. Kendati tidak semenentukan di Eropa, di Amerika Latin seperti di Venezuela, Chili, El Salvador, dan Meksiko, partai-partai Confessional (Kristen) juga dapat dikaji peranannya. 

Di India sulit untuk menihilkan peran Bharatiya Janata Party sebagai partai Hindu yang kerap memerintah di sana. Awalnya mereka adalah partai oposisi tetapi lambat-laun kini bisa memegang pemerintahan. Di Aljazair muncul partai Islamic Salvation Front, di Palestina muncul Hamas, demikian pula di Yordania dan Maroko dimana partai Islam menjadi oposisi loyal pemerintahan monarki mereka. Yang paling menarik adalah Lebanon. Garis partai di sana tersusun secara garis Confessional. Partai di Lebanon tersusun menurut garis sektarian. Progressive Socialist Party bergaris Kristen-Druze, Future Movement Party bergaris Sunni, Free Patriotic Movement bergaris Kristen-Maronit.

Di Indonesia dalam sejarahnya muncul partai-partai Masyumi dan NU di era 1950an, lalu di era Orde Baru adalah PPP, dan pasca transisi politik terdapat partai-partai Confessional seperti PPP, PKS, PKB, dan PAN. Selain PPP, tiga partai Confessional memiliki basis massa yang riil sehingga dapat diprediksi di masa depan peroleh suara mereka tetap stabil bahkan meningkat. Hal ini karena ketiga partai tersebut memiliki Core Base Voter yang jelas. 

Sumber:

Maren Milligan, "Confessional Parties" dalam George Thomas Kurian, ed., Encylopedia of Political Science (Washington: CQ Press, 2011) p. 294-5.

No comments:

Post a Comment