Latest News

Saturday, April 14, 2012

Pengertian Lingkungan Manajerial

Lingkungan manajerial adalah lingkungan internal dan eksternal yang mampu mempengaruhi kinerja manajer dalam organisasi. Pemikiran manajemen yang paling mutakhir seperti Manajemen Kontijensi dan Manajemen Kualitas menghendaki difokuskannya kinerja manajer pada aspek lingkungan yang selalu berubah dan orientasi pada kepuasan pelanggan.


Lingkungan seorang manajer terdiri atas faktor-faktor yang selalu berubah secara konstan (tetap). Faktor tersebut dapat berlangsung di lingkup internal juga eksternal organisasi. Misalnya, jika perusahaan pesaing baru muncul di pasar, otomatis ia akan mempengaruhi lingkungan manajerial. Jika klien bisnis memindahkan lokasi usaha mereka, manajer akan merasakan dampaknya. Jika kemajuan teknologi terjadi, metode bisnis berubah, dan sekali lagi, lingkungan manajerial harus mengadaptasinya.

Manajer tidak dapat mengontrol lingkungannya. Namun, manajer dapat mewaspadai setiap perubahan yang terjadi. Ini akibat setiap perubahan berefek langsung pada pembuatan keputusan dan tindakan mereka sehari-hari.

Misalnya, dalam bisnis penerbangan Indonesia banyak bermunculan perusahaan transportasi baru semisal Batavia, Sriwijaya, Lion, atau AdamAir. Dengan demikian, harga tiket penuh dengan persaingan. Harga bisa senantiasa berubah dan konsumen cenderung mencari tiket murah, pelayanan baik, dan safety tinggi. Manajer di setiap perusahaan penerbangan harus mewaspadai naik-turunnya tiket serta teknologi-teknologi baru yang diterapkan oleh perusahaan saingan. Ini belum ditambah regulasi pemerintah yang kerap berubah-ubah misalnya tentang standar keselamatan, standar teknologi, dan harga bahan bakar.

Agar lebih mudah dalam memahami lingkungan manajerial internal dan eksternal ini, baiklah akan dimuat bagan Lingkungan Organisasi dari Richard L. Daft dan Dorothy Marcic berikut:[1]




Gambar 1 Lingkungan Organisasi versi Daft dan Marcic

Bagan Daft dan Marcic di atas membedakan dua lingkungan yang berpengaruh terhadap manajerial. Pertama lingkungan luar (eksternal) dan kedua lingkungan internal.

Lingkungan internal terdiri atas: Karyawan, Budaya Organisasi, dan Manajemen. Lingkungan eksternal terdiri atas 2 kategori yaitu Lingkungan Tugas dan Lingkungan Umum. Lingkungan Tugas (Task Environment) terdiri atas Customer (pelanggan), Kompetitor, Supplier (penyedia bahan produksi), dan Pasar Tenaga Kerja. Lingkungan Umum (General Environment) terdiri atas Teknologi, Sosiokultural, Ekonomi, Legal/Politik, dan Internasional.

Lingkungan Tugas (task environment) adalah lapisan lingkungan luar yang paling dekat dengan organisasi. Ia termasuk sektor-sektor yang melakukan transaksi harian dengan organisasi dan punya pengaruh langsung pada kinerja dan operasi sehari-hari perusahaan. Termasuk ke dalam lingkungan ini adalah kompetitor, supplier, pelanggan (customer), dan pasar tenaga kerja.

Lingkungan internal terdiri atas elemen-elemen dalam batasan organisasi. Ia terdiri atas pekerja, manajemen, serta budaya organisasi yang menentukan perilaku para pekerja dalam beradaptasi dengan lingkungan eksternalnya.

Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal adalah elemen di luar batas organisasi yang punya potensi mempengaruhi perilaku organisasi dan manajerialnya. Lingkungan ini terdiri atas 2 lapisan yaitu: (1) Lingkungan Umum atau General Environment dan (2) Lingkungan Tugas atau Task Environment.

1. Lingkungan Umum (General Environment)

Lingkungan Umum adalah lapis terluar lingkungan eksternal yang tidak langsung berpengaruh terhadap organisasi dan manajemen. Termasuk ke dalamnya faktor sosiokultural, ekonomi, sosiokultural, teknologi.

Faktor-faktor tersebut tidak secara langsung berpengaruh atas operasi sehari-hari organisasi, tetapi mereka dapat mempengaruhi seluruh organisasi yang ada di suatu wilayah (negara). Misalnya, makin tinggi tingkat pendidikan orang tua, membuat mereka punya uang lebih untuk anak-anaknya, dan salah satunya permintaan mainan anak meningkat. Situasi ini dieksploitasi perusahaan mainan.

Internasional. Dimensi internasional merepresentasikan peristiwa-peristiwa yang berasal dari negara lain dan mempengaruhi organisasi di suatu negara. Di era globalisasi, dimensi internasional dapat memunculkan kompetitor baru, pelanggan baru, supplier baru, serta membentuk trend sosial, teknologi, dan ekonomi.

Saat ini, setiap perusahaan dan organisasi harus berkompetisi dalam skala global. Misalnya, mobil berharga murah dan berkualitas tinggi dari Jepang dan Korea telah mengubah industri mobil Amerika Serikat secara permanen. Laptop-laptop murah produk Cina, India, dan Taiwan membanjiri pasar dunia, membuat produsen-produsen laptop Jepang dan Amerika Serikat mengatur ulang strategi mereka. Kebab Turki muncul sebagai pesaing baru bisnis MacDonald dan KFC di negara-negara mayoritas Muslim.

Hal yang paling dramatis dari Dimensi Internasional ini adalah gejala perpindahan kekuatan ekonomi ke tangan India dan Cina. Secara bersama, kedua negara ini punya populasi, otak manusia, dan dinamika bisnis kreatif yang mampu mengubah ekonomi global di abad 21.

Khusus mengenai kekuatan ekonomi Cina. Cina menduduki peringkat 2 dunia dalam produksi listrik (hanya dikalahkan Amerika Serikat) dengan 3446 milyar kwh, peringkat 2 dunia sebagai negara eksportir (hanya dikalahkan Uni Eropa) dengan 1,581 trilyun dollar AS, peringkat 1 dunia untuk cadangan Forex dan Emas dengan 2,876 trilyun dollar AS, dan peringkat 6 dunia untuk pertumbuhan pendapatan per tahun sebesar 10,30%. Dan, Cina adalah peringkat 1 dunia dalam hal tenaga kerja. Pemerintahnya banyak membangun infrastruktur ekonomi yang ditunjukkan dengan konsumsi 47% semen dunia, 30% batubara dunia, dan 26% baja mentah dunia tahun 2005.

Dalam konteks Dimensi Internasional ini, seorang manajer sudah bukan lagi harus mengetahui aspek hukum dan politik di negaranya sendiri. Ia juga harus mempelajari hukum dan politik yang berlaku di negara lain, termasuk sosiokultural, ekonomi, legal/politik, dan teknologinya. Ini dibuktikan adanya kenyataan banyaknya kegiatan ekspor-impor antar negara dan pertukaran tenaga kerja antar negara, termasuk kegiatan-kegiatan pengembangan sumber daya manusianya seperti mengirim karyawan untuk sekolah atau mengikuti pelatihan kerja di negara lain.

Teknologi. Dimensi teknologi termasuk ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi di suatu bidang industri atau masyarakat secara umum. Dimensi ini banyak mempengaruhi perubahan-perubahan besar atas organisasi aneka industri. Dua puluh tahun lalu, suatu organisasi paling banter punya 1 PC desktop. Sekarang, mereka sudah dilengkapi jaringan komputer, akses internet, video conferencing, telepon seluler, website, dan laptop. Bahkan, teknologi tersebut kini sudah jadi standar harian.

Misal lainnya adalah perkembangan buku digital. Dengan buku digital, orang tidak perlu “berat” membawa buku ke mana-mana. Cukup mereka membeli perangkat EbookReader yang sudah banyak disediakan Sony dan Amazon.com di pasaran, lalu membeli buku-buku dalam bentuk digital. Bisnis ini merupakan rival potensial bagi penerbit dan toko-toko buku konvensional. Selain itu, teknologi POD (Print on Demand) memungkinkan setiap orang menjadi penerbit sendiri dan mengakibatkan penerbit-penerbit konvensional – juga – harus memikirkan ulang strategi pemasaran mereka.

Sosiokultural. Ia adalah karakteristik demografi (kependudukan) seperti norma, kebiasaan, dan nilai umum yang berlaku di suatu populasi. Karakteristik terpenting adalah kepadatan populasi, usia, dan tingkat pendidikan. Karakterik demografi saat ini menentukan tenaga kerja dan konsumen di masa mendatang.

Negara-negara seperti Zimbabwe, Niger, Uganda, Burundi, Uni Emirat, Ethiopia, dan Zambia adalah negara-negara dengan rasio kelahiran tinggi. Negara-negara tersebut adalah penyedia potensial tenaga kerja di masa mendatang. Sementara itu, negara-negara seperti Bulgaria, Russia, Serbia, Jepang, Jerman, atau Polandia memiliki rasio pertambahan penduduk yang minus, sehingga terbuka peluang tenaga kerja dari negara lain untuk masuk ke sana. Produk baju muslim memiliki peluang lebih besar untuk terjual di negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, Pakistan, dan negara-negara Afrika Utara.

Ekonomi. Dimensi ekonomi mencerminkan kesehatan ekonomi suatu negara atau wilayah secara umum. Daya beli masyarakat, tingkat pengangguran, dan tingkat suku bunga, adalah bagian dari dimensi ekonomi ini. Oleh karena organisasi masa kini cenderung beroperasi di lingkup global, maka dimensi ekonomi semakin membuat rumit dan banyak menimbulkan ketidakpastian di kalangan manajer. Misalnya, resesi ekonomi tahun 2000-an dan turunnya daya beli di Amerika Serikat berakibat pada sektor ekonomi dan mempengaruhi organisasi-organisasi di seluruh dunia. Sebaliknya, resesi ekonomi di Asia dan Eropa berefek pada bursa saham di Amerika Serikat.

Para ahli teori sistem dari Swiss Federal Institute of Technology yang berkedudukan di Zurich melakukan suatu riset atas 37 juta perusahaan yang kini beroperasi di sekujur penjuru dunia serta 43 ribu korporasi transnasional. Hal yang mengejutkan adalah, perusahaan-perusahaan tersebut ternyata sebagian besar dari 37 juta perusahaan dan 43 ribu korporasi transnasional tersebut saling berhubungan satu sama lain. Mayoritas perusahaan finansial. Sepuluh perusahaan dengan koneksi antar perusahaan terbesar tersebut (dari urutan teratas) adalah Barclays plc, Capital Group Companies Inc, FMR Corporation, AXA, State Street Corporation, JP Morgan Chase & Co, Legal & General Group plc, Vanguard Group Inc, UBS AG, dan Merrill Lynch & Co Inc. Salah satu perusahaan Cina, yaitu China Petrochemical Group Company duduk di posisi 50 besar.[2] Mereka inilah perusahaan yang sesungguhnya menjalankan perekonomian dunia.

Legal-Politik. Dimensi ini termasuk peraturan pemerintah di tingkat lokal, provinsi dan pusat. Kegiatan politik kerap pula didesain untuk mempengaruhi perilaku perusahaan. Indonesia sudah menerapkan UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang secara eksplisit telah mengatur hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja. Apapun perusahaan yang beroperasi di Indonesia terkena ketentuan dalam UU tersebut.

Daft dan Marcic menjelaskan, Amerika Serikat menganut sistem kapitalisme sehingga peraturan yang pemerintah mereka buat sebisa mungkin tidak ikut campur di dunia bisnis. Mereka hanya membuat aturan main. Namun, negara-negara Uni Eropa mengadopsi perlindungan konsumen dan lingkungan hidup yang membuat perusahaan-perusahaan Amerika Serikat terpaksa membayar denda jutaan dollar bagi pelanggaran yang mereka buat di sana. Misalnya, Hewlett-Packard, Ford Motor Company, dan General Electric harus membayar ongkos daur ulang sampah hasil produksi mereka di Eropa.

Selain pemerintah, manajer juga harus mewaspadai kelompok penekan yang beroperasi di sistem politik untuk mempengaruhi perilaku perusahaan. Perusahaan rokok menghadapi kelompok-kelompok penekan yang anti rokok karena menganggu kesehatan. Aktivis lingkungan mengamati limbah pabrikan yang membahayakan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Perusahaan internet dan media lain menghadapi gerakan sosial antipornografi.

2. Lingkungan Tugas (Task Environment)

Lingkungan tugas terdiri atas sektor-sektor yang punya hubungan langsung atas organisasi. Ini termasuk customer, kompetitor, supplier, dan pasar tenaga kerja.

Customer. Manusia dan organisasi penikmat hasil produksi organisasi dinamakan customer. Sebagai penikmat (dan pembayar) output organisasi, customer adalah penting sebab mereka menentukan keberhasilan organisasi membiayai kehidupan anggotanya. Pasien adalah customer rumah sakit, siswa adalah customer sekolah, dan traveller adalah customer perusahaan penerbangan.

Kini banyak perusahaan mengiklankan diri lewat layanan internet lewat blog-blog gratis seperti www.blogspot.com atau www.wordpress.com atau jejaring sosial seperti www.twitter.com atau www.facebook.com. Pengguna umumnya kaum muda, pengakses internet, dan situs-situs tersebut digunakan para pemasar untuk menggaet kalangan muda membeli produk atau jasa mereka.

Customer saat ini semakin kuat kedudukannya akibat Internet, yang bisa memunculkan ancaman ataupun kesempatan bagi manajer organisasi. Kini customer dapat langsung mempengaruhi reputasi dan penjualan organisasi, misalnya lewat situs walmartsucks.com, di mana mereka mengkritis Wal-Mart. Atau, pkswatch.org, situs yang mengkritisi perilaku politik elit Partai Keadilan Sejahtera.

Kompetitor. Organisasi lain dalam industri barang atau jasa yang sama disebut kompetitor. Setiap industri dikarakteristikkan oleh isu-isu persaingan tertentu. Industri rekaman berbeda dengan industri baja atau farmasi. Perang kompetisi kini banyak terjadi di seluruh dunia. Dalam dunia teknologi informasi, Amazon memiliki rival eBay dalam bisnis eCommerce, Intel versus AMD dalam teknologi mikroprosesor, atau Sony versus Microsoft dalam bisnis piranti games (xbox vs. PlayStation). Di Indonesia, MetroTV dan TVOne “berperang” dalam bisnis televisi pemberitaan.

Supplier. Bahan mentah yang digunakan suatu organisasi guna memproduksi output disediakan oleh supplier. Pabrik baja butuh bijih besi dan uang. Perguruan tinggi swasta kecil mungkin butuh puluhan rim kertas, spidol, komputer, dan textbook. Amerika Serikat butuh pasokan minyak mentah tertinggi di dunia yaitu 18,7 juta barrel per hari. Untuk itu, mereka menutupinya dengan mengimpor 9 – 12 juta barrel per hari dari negara lain. Pasokan tersebut datang dari (berturut-turut) : Kanada sebesar 1,938 juta barrel/hari, Meksiko sebesar 1,096 juta barrel/hari, Arab Saudi sebesar 989 ribu barrel/hari, Venezuela sebesar 965 ribu barrel/hari, Nigeria 771 ribu barrel/hari, Angola sebesar 449 ribu barrel/hari, dan Iraq sebesar 448 ribu barrel/hari.[3]

Pasar Tenaga Kerja. Dimensi ini adalah termasuk mereka-mereka yang potensial untuk direkrut menjadi tenaga kerja. Setiap organisasi butuh personil terlatih dan berkualitas. Serikat kerja dan asosiasi profesi, merupakan dua organisasi tenaga kerja yang mampu mempengaruhi pasar kerja setiap organisasi.

Kini pasar tenaga kerja mampu mempengaruhi organisasi akibat dua hal : (1) meningkatnya permintaan tenaga kerja yang menguasai komputer; (2) pandangan penting bahwa investasi terus-menerus dalam sumber daya manusia lewat rekrutmen, pendidikan, dan pelatihan untuk memenuhi tuntutan persaingan di lingkup global; dan (3) dampak munculnya blok-blok dagang internasional, otomatisasi, outsourcing, dan perpindahan lokasi pabrik atau produksi, yang membuat kelangkaan tenaga kerja di satu negara dan kelebihan di tempat lain.

Lingkungan Internal

Lingkungan internal berasal dari dalam organisasi dan dimensinya langsung mempengaruhi kerja seorang manajer. Termasuk ke dalam dimensi ini budaya organisasi, teknologi produksi, struktur organisasi, dan fasilitas fisik.

Budaya Organisasi. Budaya organisasi adalah seperangkat nilai, keyakinan, pemahaman, dan norma yang diterapkan oleh anggota organisasi. Budaya organisasi adalah pola nilai dan asumsi bersama tentang bagaimana segala sesuai dijalankan di dalam organisasi.

Budaya organisasi menempati posisi vital dalam keuntungan kompetitif organisasi. Budaya organisasi harus cocok dengan kebutuhan lingkungan eksternal dan strategi perusahaan. Dengan kecocokan ini pekerja dapat membangun komitmen tinggi dan menghasilkan pekerjaan organisasi dalam kinerja tinggi dan sukar dikalahkan organisasi lain. Setiap anggota baru yang masuk ke dalam organisasi dapat mempelajari budaya organisasi sebagai cara paling tepat dalam menafsir, berpikir, dan merasa organisasi tersebut.

Budaya organisasi dapat dikaji lewat 3 tingkatan, di mana makin ke bawah makin sulit diamati, perhatikan bagan Daft and Marcic di bawah ini:[4]




Gambar 2 Tingkatan Budaya Organisasi Daft and Marcic

Tingkat teratas (1), artifak, mudah dilihat, didengar, dan diamati. Ia termasuk cara berpakaian, pola perilaku, simbol fisik, upacara organisasi, dan layout tempat kerja.

Di tingkat yang lebih dalam (2), terdapat nilai dan keyakinan, yang tidak mudah diamati tetapi dapat dideteksi lewat bagaimana anggota organisasi menjelaskan dan membenarkan apa yang mereka lakukan. Anggota organisasi memegang nilai dan keyakinan ini dalam alam sadar mereka. Nilai dan keyakinan bisa dideteksi lewat cerita organisasi, bahasa, dan simbol-simbol organisasi yang digunakan anggota organisasi.

Di tingkat terdalam (3), terdapat asumsi, sesuatu yang tidak lagi berada di alam sadar anggota organisasi tetapi terjelma di dalam perilau. Asumsi ini sulit dideteksi karena ia merupakan esensi dari budaya organisasi yang secara tidak disadari mengarahkan perilaku dan pembuatan keputusan di dalam organisasi.

Sejumlah perusahaan mungkin berasumsi bahwa pada dasarnya pekerja adalah malas dan mengeluhkan pekerjaan, sebab itu pekerja selalu diawasi dan diberikan sedikit kebebasan sementara antar rekan kerja berkembang suasana curiga. Perusahaan lain mungkin berasumsi pekerja sebenarnya ingin yang terbaik. Di organisasi jenis ini, pekerja diberikan kebebasan dan tanggung jawab yang lebih besar sementara antar rekan kerja berkembang suasana saling percaya.

Kendati sulit, nilai-nilai dasar yang mencirikan budaya organisasi dapat dideteksi lewat simbol, cerita, teladan, slogan, dan upacara organisasi. Penjelasan adalah sebagai berikut:


  • Simbol. Simbol adalah obyek, tindakan, atau peristiwa yang memiliki makna bagi orang lain. Misalnya, bangunan di mana organisasi berdiri dapat bersifat simbolik. Bentuk atap, bentuk lobby, bentuk sekat, mencerminkan budaya yang berkembang di dalam organisasi.
  • Hikayat. Hikayat adalah cerita nyata yang kerap diulang dan disebarkan kepada para pekerja. Hikayat diceritakan pada pekerja baru untuk mempertahankan nilai-nilai utama yang ada. Misalnya, cerita rekor penjualan yang dilakukan pada periode tertentu, keberhasilan perusahaan memenangkan suatu penghargaan, dan sebagainya.
  • Teladan. Teladan adalah figur pekerja yang menjadi contoh bagi tindakan, karakter, dan model pekerja yang dianggap paling mencerminkan budaya organisasi. Teladan adalah model pekerja yang harus diikuti pekerja lainnya. Teladan ini bisa bersifat nyata dan bisa pula rekaan.
  • Slogan. Slogan adalah kalimat yang mengekspresikan nilai suatu perusahaan atau organisasi. Misalnya Nokia berslogan “connecting people”, Toshiba “tiada duanya”, Suzuki “inovasi tiada henti”, Gudang Garam Filter “pria punya selera”, “Bhinneka Tunggal Ika” dari Negara Kesatuan Republik Indonesia atau “E Pluribus Unum” dari United States of America.
  • Upacara. Upacara adalah aktivitas terencana untuk memperingati peristiwa tertentu. Manajer memanfaatkan upacara untuk memberi contoh dramatis tentang nilai perusahaan atau organisasi. Upacara juga bertindak selalu penguatan atas nilai, memperkuat ikatan antarpekerja.
  • Manajemen. Manajemen adalah proses penggunaan sumberdaya organisasi guna mencapai tujuan organisasi melalui fungsi-fungsi planning, organizing and staffing, leading, dan controlling.
  • Pekerja. Pekerja adalah anggota organisasi yang sehari-hari menjalankan roda organisasi. Tanpa mereka, organisasi mustahil ada. Pekerja adalah human capital untuk organisasi. Organisasi menanamkan saham pada pekerja dalam konteks training, pengalaman, penilaian, intelijensi, hubungan, dan pandangan.[5] 
---------------------------------------------------------

[1] Richard L. Daft and Dorothy Marcic, Understanding Management (Mason, Ohio: South-Western Cengage Learning, 2009) p.50.
[2] http://www.newscientist.com
[3] www.globalpost.com
[4]Ibid. p.63.
[5] Sandra L. Steen, Human Resources Management, Second Canadian Edition (Toronto: McGraw-Hill Ryerson, 2009) p.8.

tags: lingkungan manajerial memahami lingkungan bisnis internasional eksternal bisnis teknologi di era globalisasi globalisasi bisnis internal eksternal

No comments:

Post a Comment